Oleh: pejuangpos | Juli 6, 2012

KALAH JADI ABU MENANG JADI ARANG


foto peserta demo yang diambil dari merdeka.com

Jika kembali menengok kebelakang, awal-awalnya pejuang pos sangat simpati kepada SPPI yang akan memperjuangkan nasib pegawai berserta para pensiun agar dapat menerima uang pensiun setara dengan pegawai negeri. Sungguh mulia cita-cita SPPI. Rasa simpati itu tiba-tiba saja tercabut dari sanubari kita setelah tahu ternyata ada agenda lain dibalik aksi damai tersebut. Dari data-data yang ada dan pernah pejuang pos sampaikan mengkerucut latar belakang aksi damai itu akibat belum dijawabnya pencalonan pejabat SPPI untuk menjadi direktur di PT Pos Indonesia oleh kantor kementerian BUMN.

Sungguh tepat jika menggunakan pribahas ” KALAH JADI ABU MENANG JADI ARANG”  untuk mengibaratkan kejadian setelah aksi demo tanggal 28 Juni 2012 kemarin. Kalah jadi abu sungguh perbuatan yang sia-sia sebab dengan aksi damai tidak serta merta melahirkan keputusan pemerintah yang mampu memberikan  apa yang diminta oleh pegawai yang melakukan demo.  Menang jadi arang sungguh perbuatan yang sia-sia sebab selesai melakukan demo banyak pegawai yang resah dengan keputusan manajemen yang akan segera mengenakan sanksi bagi mereka yang ikut aksi damai karena sudah dianggap melanggar ketentuan kepegawaian.

Kalau kita ingin melihat siapa yang paling diuntungkan oleh aksi damai tersebut, maka jawabnya adalah pesaing PT Pos Indonesia, dengan aksi damai banyak masyarakat yang tidak simpati lagi dengan cara-cara seperti itu karena membuat jalanan macet.

Perjuangan membela para pensiunan sudah dilakukan oleh wakil-wakil pera pensiunan dengan manajemen, pemerintah sudah memberi respon POSITIF atas tuntutan menaikan hak pensiun setara dengan pensiun pegawai negeri. Jangan sampai cara-cara turun ke jalan ini justru membuat pemerintah terhambat langkahnya untuk memperjuangkan nasib para pensiunan.

Bagi pihak-pihak yang merasa menang dengan adanya aksi damai tersebut juga harus juga menjadi Arang karena siapapun tahu kinerja perusahaan semakin baik, seharunya untuk memperbaiki perusahaan PT Pos Indonesia haruslah dimulai dari diri kita sendiri, bukan dengan turun ke jalan meminta dan memaksa pemerintah untuk turun tangan.

Kalah jadi abu, betapa risaunya pegawai yang hanya sebagai “partisan” karena harus menerima hukuman disiplin akibat ajakan dari SPPI.

Coba kembali ke materi kesepakatan tanggal 26 Juni 2012, dimana manajemen PT Pos Indonesia sudah bersedia membuka pintu dialog tanpa harus turun ke jalan tetapi rekan rekan SPPI menolak dan tetap memaksa turun ke jalan.

SUNGGUH DALAM MAKNA “KALAH JADI ABU, MENANG JADI ARANG”. Mari kita renungkan bersama.


Tanggapan

  1. Ini namanya perbuatan sia-sia karena nafsu mau jadi penguasa. Padahal untuk menjadi Direktur di BUMN sekarang tdk sekedar modal “nekad” bin lobby, apalagi kiprahnya tidak jelas, kudu teruji di lapangan, misal pernah menjadi Direktur Perusahaan Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu.
    Pak Dahlan Iskan bukan orang yang mudah dipengaruhi, apalagi dengan cara-cara demo atau cara-cara tidak santun lainnya.

  2. G-28J/SPPI, buruh dipersenjatai oleh jaya, buruh yg tidak berdosa dan ndak tau apa2 harus menanggung akibatnya. DL


Tinggalkan komentar

Kategori